Friday, November 18, 2011

Cobalah Untuk Merenung nya

Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.
Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran.

Anak yang tidak dekat dengan orang tua (CERPEN) karya ridho




Sebuah pertaruhan yang sangat berat, antara meninggalkan perkerjaan atau memilih mengasuh anak-anak. Jika salah satu ditinggalkan maka akan terjadi ketimpangan. Problem seperti itu merupakan masalah begi sebagian besar orang tua tunggal. Namun anda tidak perlu khawatir sebab masalah apapun pasti ada jalan keluarnya.

Yakinlah anda bisa dekat dengan anak-anak. Tetapi bukan jalan terbaik bila mengatasi masalah itu harus meninggalkan pekerjaan, terlebih anda merupakan sumber utama keuangan keluarga. Akan lebih baik bila anda mengajukan pindah ke kantor yang lebih dekat dengan rumah anda, sehingga waktu berangkat dan pulang tidak banyak terbuang di jalan. Pagi hari anda masih bisa menyiapkan makanan dan sore hari bisa segera bertemu anak-anak.

Jika cara itu tidak mungkin bisa dilakukan, sempatkan diri sering menelepon ke rumah. Cobalah dengan komunikasi sederhana, misalnya menanyakan keadaan dan aktivitas mereka hari ini. Pada saat itu tanyakan kesulitan yang dihadapi dan berusahalah mencarikan jalan keluarnya. Hindari marah-marah melalui telepon. Bila terjadi, anak menjadi ketakutan dan malas menerima telepon dari orang tua.

Selanjutnya agar pengasuh tidak dominant, sebaiknya anda menetapkan aturan bagi anak-anak dan pengasuh. Dengan demikian diharapkan konsistensi aturan yang dijalankan pengasuh dan anda sama sehingga anak-anak tidak mengalami keraguan untuk melaksanakan atau mematuhi baik saat dengan pengasuh maupun saat bersama dengan anda. Keadaan ini tentu akan sangat membantu anda untuk tetap dapat mengendalikan tata kehidupan dalam keluarga meski pun anda tidak banyak memiliki waktu untuk anak-anak.

Saat ada waktu luang usahakan bersama anak-anak. Kebersamaan dengan anak-anak akan lebih terasa jika anda mampu terlibat secara total bersama mareka. Kebersamaan itu tidak hanya dalam masalah fisik, misalnya seharian bercengkerama dengan anak, tetapi juga secara psikologis. Pendekatan psikologis akan tercapai jika orang tua mampu memahami kebutuhan-kebutuhan anak, misalnya kebutuhan kasih sayang, keamanan, permainan dan ketenangan.

Itulah sebabnya saat bersama anak, penuhi kebutuhan psikologis itu. Tanyakan kesulitan yang dihadapi serta apa keinginannya. Mungkin anak minta dilayani ini dan itu, termasuk mungkin minta dibelikan mainan. Penuhi harapannya sepanjang tidak terlalu memberatkan. Hal itu bukan berarti memanjakan anak, tetapi merupakan bentuk perhatian pada anak. Namun jika permintaannya memberatkan, tidak perlu dipenuhi karena kurang memberikan manfaat. Mungkin anak tidak menerima alasan itu, tetapi harus berikan pengertian hingga dia memahaminya. Akan lebih baik bila permintaannya itu digantikan dengan beda yang lain.

Kamu mengaku saja tapi aneh jga (:P)

Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya,
“Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?”
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya,
“To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.” Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak” Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik,
“Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”

Murid SD dengan gurunya

Anto yang duduk dibangku SD ditanya Bu Fanny, Gurunya
Bu Fanny : Anto, ada 5 bebek yang lagi mencari makan disawah. Kalo ditembak pemburu,
kena satu yang tinggal berapa ?
Setelah berpikir sejenak, si Anto menjawab “Ga ada sisanya bu ”
Bu Fanny bertanya “kenapa ga ada sisanya ?”
Si Anto menjawab” yang lain terbang semua karena kaget”
Bu Fanny tersenyum bijak dan berkata “yah, sebetulnya bukan itu jawabannya. tapi saya suka cara
berpikir kamu ”